Pages

Friday, 5 July 2013

KECAMATAN SUNGAI LAUR

Sungai Laur adalah sebuah sebuah kecamatan di kabupaten ketapang
kecamtan ini merupakan salah satu kecamatan yang melimpah hasil alam nya.. karena di kelilingi bukit-bukit yang lestari nan indah untuk di lihat.
bagi anggota konservasi alam tidak heran untuk selalu untuk merasakn alam di kecamatan ini.

terdiri dari 18 Desa,yang berada dikiri kanan sungai laur. penduduk yang dominan Suku Daya dan melayu. Kec.Sungai Laur Unit.Desa/Kampung yang melayu identik dengan Penganut agama Islam dan Kampung Dayak beragama Katolik,Kristen dan Hindu. Lembaga Pemersatu Masyarakat Melayu dalam Wadah MABM Ketua H.Mari'e ,di masyarakat Dayak ada Dewan Adat Ketua Tehadi (Sekretaris),dan Lembaga Pemangku Adat Banua Laur diPimpin seorang Petinggi yang bergelar Petinggi Apit Dayang Terenti Pinta .dibantu seorang sekjen LPA bergelar Macan Muda Elang Berantai ( ADRIANUS ).
Camat Sungai Laur sekarang berasal dari Putra Daerah Laur : Bpk. Bianto Umum,SH.



Nama Kecamatan  Sungai Laur
Kode Wilayah Kecamat     61.04.07
Jenis (Kabupaten/Kot    Kabupaten
Propinsi               Kalimantan Barat

Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: kecamatan sungai laur
Ditulis Oleh wahyudi
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, 
Terima kasih

BATU DAYE DI KECAMATAN SUNGAI LAOR

Potensi Batu Daya


Secara geografis, kecamatan Sungai Laur di Kabupaten Ketapang terletak di garis lintang 00 32’ 00” LS - 10 10’ 00” Lintang Selatan, 1100 14’ 24” BT - 1100 40’ 24” Bujur Timur. Sedangkan batas-batas wilayah administratif pada bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Simpang Hulu dan Kebupaten Sekadau, bagian selatan dan timur berbatasan dengan Kecamatan Sandai dan bagian barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Simpang Hilir. Sedangkan luas wilayah Kecamatan Sungai Laur adalah 1.650,70 Km2.
Penduduk Kecamatan Sungai Laur terdiri dari berbagai macam suku bangsa yaitu suku Dayak, Melayu, Tionghoa dan suku pendatang lainnya. Sebagian besar penduduk Kecamatan Sungai Laur adalah suku Dayak.



Masyarakat Dayak Laur sendiri tinggal di desa-desa tepian Sungai Laur yang melintas di Kecamatan Sungai Laur meliputi desa Sungai Daka, Sinar Kuri (Kalam), Bengaras, Lanjut Mekar Sari (Semapau Hulu), Kepari, Sepotong, Tanjung Beringin, Selangkut, Tanjung Maju, Randau Limat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk suku Dayak Laor mencapai 8.015 penduduk atau 48% dari jumlah penduduk Kecamatan Sungai Laur. Salah satu potensi wisata yang ada di kecamatan Laur adalah Bukit Batu Daya Bukit batu daya adalah salah satu bukit batu yang ada di Ketapang, disebut batu daya karena sering memperdaya padangan kita, bila kita liat dari tempat yang berbeda maka bentuknya juga akan berbeda. Bukit ini berdiri kokoh, bila kita berlayar dari Pontianak atau Pulau Karimata, maka bukit batu daya ini tampak menonjol pada gugusan Gunung Palung, karena bentuknya yang kokoh bersegi seperti gantang, yaitu takeran padi. Bukit ini juga dikenal dengan nama bukit unta, karena bentuknya mirip panggung unta,. Bukit ini terletak antara perbatasan Kec. Laor, Simpang hilir dan Sukadana (kab. Ketapang) termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Wisata yang bisa dilakukan di bukit Batu Daya antara lain : Penelitian, Mendaki Bukit, Mandi dan berenang disungai kecil dengan air yang sangat bersih serta menikmati view dengan pemandangan yang indah. Bukit ini terkenal terjal, dan berbatu, seorang pemanjat tebing dari Universitas Indonesia Jakarta meninggal karena jatuh dari bukit ini. Di kalangan pemanjat tebing (Rock climber) bukit ini sudah begitu terkenal, sayang letaknya agak jauh dari kota Ketapang (ibukota Kab. Ketapang). Dan fasilitas penunjang seperti hotel, penginapan dan tranportasi belum begitu lancar kelokasi. Tetapi bagi wisata minat khusus, hal ini tak bermasalah, karena sepanjang waktu bias saja kita berkunjung kedaerah ini. Secara umum waktu yang terbaik untuk berkunjung disana bulan November sampai bulan Mei, pada musim kemarau pemandangan yang indah kurang terlihat jelas karena bukit Batu Daya diselimutyi asap / kabut yang cukup tebal.
Untuk menuju daerah ini anda dapat melalui jalur jalan Rasau Jaya (pontianak) naik speet boat berangkat jam 9 wib, selama 3 jam sampai ke Telok Melano ibukota Kec. Simpang Hilir. Dari Telok Melano menuju desa Perawas (desa batu barat) atau desa matan. Dari desa ini keangkuhan gunung Bukit batu daya ini sudah terlihat.

Untuk menuju lokasi dapat menggunakan ojek sepeda motor atau menumpang truk pengangkut kayu yang sering menuju ke lokasi ini. Apabila menggunakan pesawat dari pontianak menuju ketapang ditempuh kurang lebih 40 menit. Kemudian dari Ketapang menuju Melano dengan kendaraan roda 4 (3 jam).
Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: batu daye di kecamatan sungai laur
Ditulis Oleh wahyudi
Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih

Thursday, 4 July 2013

KECAMATAN AUR KUNING SUNGAI LAUR


Sungai Laur terletak di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.




         Kecamatan ini terdiri dari bebarapa desa yang mayoritas dihuni oleh suku dayak Kayong. Saat saya sampai di desa Semapo Kecamatan Sungai Laur sedang ada acara adat buka tanah, yaitu acara adat untuk mengawali suatu kegiatan penggalian tanah atau penebangan pohon.
Dayak Kayong yang menjadi mayoritas masyarakat di Kecamatan Sungai Laur masih memegang teguh tradisi peninggalan leluhur mereka. Adat-istiadat dari acara orang menikah, melahirkan, meninggal, menanam dan memanen padi, atau membuka lahan pasti didahului dengan acara adat untuk memohon keselamatan dan berkah dari alam dan Tuhan. Agama Katholik masih menjadi mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat Dayak Kayong, jadi peran tokoh agama terutama Pastor di daerah sini masih sangat signifikan.
Acara adat buka tanah biasanya dimulai dengan pemotongan ayam dan penyiapan sesaji berupa beras dan sesaji lain. Setelah dibacakan doa-doa oleh tokoh adat selanjutnya ayam dipotong. Darah dari ayam tersebut ditempatkan dalam suatu tempat kemudian dicampur dengan beberapa bulu ayam.

rumah penyimpan padi dayak kayong
Ternyata campuran darah dan bulu ini ada manfaat dan arti simbolisnya, saya sebagai orang luar diberi bulu ini di kepala, demikian juga beberapa teman yang datang, setiap kepala diberi sedikit bulu sebagai tolak bala.
Setelah itu baru diadakan acara bergendang, atau nyayian-nyanyian warga dayak kayong.  Tentu saja dalam acara ada pembagian arak dan tuak dan saya tidak mau melewatkan acara ini. Tuak merah, yaitu minuman mengandung alkhohol hasil ferementasi ketan hitam, rasanya sangat enak dan membuat tubuh hangat. Mabuk tuak lebih lama daripada mabuk arak. Tuak lebih manis daripada arak. Bagi para drunken master ditanggung betah dan ketagihan menikmati tuak merah khas dayak ini.
Saya sempat mampir di rumah untuk  menyimpan padi. Saya tidak tahu bagaimana warga dayak kayong menyebut bangunan ini, kalau warga dayak kanayatn / dayak ahe menyebutnya dengan dangau. Bangunan ini unik, mirip rumah adat dayak pada umumnya, cuma atapnya sudah memakai seng, bukan dari sirap. Tapi struktur dan motifnya masih jelas menunjukkan ciri khas bangunan dayak.
Banyak bangunan dengan ciri khas adat dayak ada di kalimantan ini. Beberapa mulai rusak karena sudah tua, ada juga yang baru tetapi sudang mulai menggunakan bahan-bahan modern. Bangunan dalam gambar tersebut setengah-setengah. Atapnya sudah menggunakan seng, tetapi tangganya masih menggunakan tangga dari batang ulin. Tangga ini adalah tangga khas rumah adat suku Dayak. Pelestarian rumah dan bangunan suku dayak harus ditingkatkan sebagai budaya Indonesia yang mempunyai nilai khusus.

Investor-investor yang tidak bertanggungjawab mulai masuk ke dalam tanah orang dayak. Kadang mereka hanya mengambil kekayaan alam masyarakat dayak dan melupakan kewajiban mereka selaku investor seperti melakukan program corporate social responsibility yang berkelanjutan (sustainable CSR). Contoh lain hanya mengambil mineral sebagai bahan galian tambang tanpa melakukan revegetasi dan reklamasi. Perusahaan-perusahaan ini harus diberi sanksi secara tegas karena yang mereka lakukan sebenarnya adalah menghancurkan lingkungan dan ekologinya termasuk manusia dan peradabannya.

Hutan, tanah dan air adalah identitas utama bagi masyarakat dayak. Hutan harus diselamatkan supaya air tetap terjaga. Tanah harus tetap dijaga jangan sampai diekspansi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, karena pindahnya kepemilikan tanah akan mengancam hutan yang berada di atas tanah tersebut. Ketika identitas masyarakat dayak mulai tergerus maka budayanya pun akan luntur, relakah kita? Tentu tidak!

Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel  
Judul: KECAMATAN AUR KUNING SUNGAI LAUR 
 Ditulis Oleh Wahyudi Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih