Sungai Laur adalah sebuah sebuah kecamatan di kabupaten ketapang
kecamtan ini merupakan salah satu kecamatan yang melimpah hasil alam nya.. karena di kelilingi bukit-bukit yang lestari nan indah untuk di lihat. bagi anggota konservasi alam tidak heran untuk selalu untuk merasakn alam di kecamatan ini.
terdiri dari 18 Desa,yang berada dikiri kanan sungai laur. penduduk yang
dominan Suku Daya dan melayu. Kec.Sungai Laur Unit.Desa/Kampung yang
melayu identik dengan Penganut agama Islam dan Kampung Dayak beragama
Katolik,Kristen dan Hindu. Lembaga Pemersatu Masyarakat Melayu dalam
Wadah MABM Ketua H.Mari'e ,di masyarakat Dayak ada Dewan Adat Ketua
Tehadi (Sekretaris),dan Lembaga Pemangku Adat Banua Laur diPimpin
seorang Petinggi yang bergelar Petinggi Apit Dayang Terenti Pinta
.dibantu seorang sekjen LPA bergelar Macan Muda Elang Berantai (
ADRIANUS ). Camat Sungai Laur sekarang berasal dari Putra Daerah Laur :
Bpk. Bianto Umum,SH.
Nama Kecamatan
Sungai Laur
Kode Wilayah Kecamat
61.04.07
Jenis (Kabupaten/Kot
Kabupaten
Propinsi
Kalimantan Barat
Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: kecamatan sungai laur
Ditulis Oleh wahyudi Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger,
Secara geografis, kecamatan Sungai Laur di Kabupaten Ketapang terletak di garis lintang 00 32’ 00” LS - 10 10’ 00” Lintang Selatan, 1100 14’ 24” BT - 1100 40’ 24” Bujur Timur. Sedangkan batas-batas wilayah administratif pada bagian utara berbatasan dengan Kecamatan Simpang Hulu dan Kebupaten Sekadau, bagian selatan dan timur berbatasan dengan Kecamatan Sandai dan bagian barat berbatasan langsung dengan Kecamatan Simpang Dua dan Kecamatan Simpang Hilir. Sedangkan luas wilayah Kecamatan Sungai Laur adalah 1.650,70 Km2. Penduduk Kecamatan Sungai Laur terdiri dari berbagai macam suku bangsa yaitu suku Dayak, Melayu, Tionghoa dan suku pendatang lainnya. Sebagian besar penduduk Kecamatan Sungai Laur adalah suku Dayak. Masyarakat Dayak Laur sendiri tinggal di desa-desa tepian Sungai Laur yang melintas di Kecamatan Sungai Laur meliputi desa Sungai Daka, Sinar Kuri (Kalam), Bengaras, Lanjut Mekar Sari (Semapau Hulu), Kepari, Sepotong, Tanjung Beringin, Selangkut, Tanjung Maju, Randau Limat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk suku Dayak Laor mencapai 8.015 penduduk atau 48% dari jumlah penduduk Kecamatan Sungai Laur. Salah satu potensi wisata yang ada di kecamatan Laur adalah Bukit Batu Daya Bukit batu daya adalah salah satu bukit batu yang ada di Ketapang, disebut batu daya karena sering memperdaya padangan kita, bila kita liat dari tempat yang berbeda maka bentuknya juga akan berbeda. Bukit ini berdiri kokoh, bila kita berlayar dari Pontianak atau Pulau Karimata, maka bukit batu daya ini tampak menonjol pada gugusan Gunung Palung, karena bentuknya yang kokoh bersegi seperti gantang, yaitu takeran padi. Bukit ini juga dikenal dengan nama bukit unta, karena bentuknya mirip panggung unta,. Bukit ini terletak antara perbatasan Kec. Laor, Simpang hilir dan Sukadana (kab. Ketapang) termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Palung (TNGP). Wisata yang bisa dilakukan di bukit Batu Daya antara lain : Penelitian, Mendaki Bukit, Mandi dan berenang disungai kecil dengan air yang sangat bersih serta menikmati view dengan pemandangan yang indah. Bukit ini terkenal terjal, dan berbatu, seorang pemanjat tebing dari Universitas Indonesia Jakarta meninggal karena jatuh dari bukit ini. Di kalangan pemanjat tebing (Rock climber) bukit ini sudah begitu terkenal, sayang letaknya agak jauh dari kota Ketapang (ibukota Kab. Ketapang). Dan fasilitas penunjang seperti hotel, penginapan dan tranportasi belum begitu lancar kelokasi. Tetapi bagi wisata minat khusus, hal ini tak bermasalah, karena sepanjang waktu bias saja kita berkunjung kedaerah ini. Secara umum waktu yang terbaik untuk berkunjung disana bulan November sampai bulan Mei, pada musim kemarau pemandangan yang indah kurang terlihat jelas karena bukit Batu Daya diselimutyi asap / kabut yang cukup tebal. Untuk menuju daerah ini anda dapat melalui jalur jalan Rasau Jaya (pontianak) naik speet boat berangkat jam 9 wib, selama 3 jam sampai ke Telok Melano ibukota Kec. Simpang Hilir. Dari Telok Melano menuju desa Perawas (desa batu barat) atau desa matan. Dari desa ini keangkuhan gunung Bukit batu daya ini sudah terlihat. Untuk menuju lokasi dapat menggunakan ojek sepeda motor atau menumpang truk pengangkut kayu yang sering menuju ke lokasi ini. Apabila menggunakan pesawat dari pontianak menuju ketapang ditempuh kurang lebih 40 menit. Kemudian dari Ketapang menuju Melano dengan kendaraan roda 4 (3 jam).
Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: batu daye di kecamatan sungai laur
Ditulis Oleh wahyudi Berikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih
Sungai Laur terletak di Kabupaten
Ketapang Kalimantan Barat.
Kecamatan ini terdiri dari bebarapa desa yang
mayoritas dihuni oleh suku dayak Kayong. Saat saya sampai di desa
Semapo Kecamatan Sungai Laur sedang ada acara adat buka tanah, yaitu
acara adat untuk mengawali suatu kegiatan penggalian tanah atau
penebangan pohon.
Dayak Kayong yang menjadi mayoritas
masyarakat di Kecamatan Sungai Laur masih memegang teguh tradisi
peninggalan leluhur mereka. Adat-istiadat dari acara orang menikah,
melahirkan, meninggal, menanam dan memanen padi, atau membuka lahan
pasti didahului dengan acara adat untuk memohon keselamatan dan berkah
dari alam dan Tuhan. Agama Katholik masih menjadi mayoritas agama yang
dianut oleh masyarakat Dayak Kayong, jadi peran tokoh agama terutama
Pastor di daerah sini masih sangat signifikan.
Acara adat buka tanah biasanya dimulai
dengan pemotongan ayam dan penyiapan sesaji berupa beras dan sesaji
lain. Setelah dibacakan doa-doa oleh tokoh adat selanjutnya ayam
dipotong. Darah dari ayam tersebut ditempatkan dalam suatu tempat
kemudian dicampur dengan beberapa bulu ayam.
rumah penyimpan padi dayak kayong
Ternyata campuran darah dan bulu ini ada manfaat dan arti
simbolisnya, saya sebagai orang luar diberi bulu ini di kepala, demikian
juga beberapa teman yang datang, setiap kepala diberi sedikit bulu
sebagai tolak bala.
Setelah itu baru diadakan acara
bergendang, atau nyayian-nyanyian warga dayak kayong. Tentu saja dalam
acara ada pembagian arak dan tuak dan saya tidak mau melewatkan acara
ini. Tuak merah, yaitu minuman mengandung alkhohol hasil ferementasi
ketan hitam, rasanya sangat enak dan membuat tubuh hangat. Mabuk tuak
lebih lama daripada mabuk arak. Tuak lebih manis daripada arak. Bagi
para drunken master ditanggung betah dan ketagihan menikmati tuak merah
khas dayak ini.
Saya sempat mampir di rumah untuk
menyimpan padi. Saya tidak tahu bagaimana warga dayak kayong menyebut
bangunan ini, kalau warga dayak kanayatn / dayak ahe menyebutnya dengan
dangau. Bangunan ini unik, mirip rumah adat dayak pada umumnya, cuma
atapnya sudah memakai seng, bukan dari sirap. Tapi struktur dan motifnya
masih jelas menunjukkan ciri khas bangunan dayak.
Banyak bangunan dengan ciri khas adat
dayak ada di kalimantan ini. Beberapa mulai rusak karena sudah tua, ada
juga yang baru tetapi sudang mulai menggunakan bahan-bahan modern.
Bangunan dalam gambar tersebut setengah-setengah. Atapnya sudah
menggunakan seng, tetapi tangganya masih menggunakan tangga dari batang
ulin. Tangga ini adalah tangga khas rumah adat suku Dayak. Pelestarian
rumah dan bangunan suku dayak harus ditingkatkan sebagai budaya
Indonesia yang mempunyai nilai khusus.
Investor-investor yang tidak
bertanggungjawab mulai masuk ke dalam tanah orang dayak. Kadang mereka
hanya mengambil kekayaan alam masyarakat dayak dan melupakan kewajiban
mereka selaku investor seperti melakukan program corporate social responsibility yang berkelanjutan (sustainable CSR).
Contoh lain hanya mengambil mineral sebagai bahan galian tambang tanpa
melakukan revegetasi dan reklamasi. Perusahaan-perusahaan ini harus
diberi sanksi secara tegas karena yang mereka lakukan sebenarnya adalah
menghancurkan lingkungan dan ekologinya termasuk manusia dan
peradabannya.
Hutan, tanah dan air adalah identitas
utama bagi masyarakat dayak. Hutan harus diselamatkan supaya air tetap
terjaga. Tanah harus tetap dijaga jangan sampai diekspansi oleh
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, karena pindahnya kepemilikan
tanah akan mengancam hutan yang berada di atas tanah tersebut. Ketika
identitas masyarakat dayak mulai tergerus maka budayanya pun akan
luntur, relakah kita? Tentu tidak!
Terima Kasih Anda Telah Membaca Artikel
Judul: KECAMATAN AUR KUNING SUNGAI LAUR
Ditulis Oleh WahyudiBerikanlah saran dan kritik atas artikel ini. Salam blogger, Terima kasih